Makalah Inovasi Transjakarta untuk tugas Inovasi SI dan Teknologi Informasi Modern
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Daerah
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia. Sebagai Ibukota
Negara Indonesia banyak masalah yang dihadapi oleh Jakarta salah satunya adalah
macet. Kemacetan yang terjadi di Ibukota saat ini sudah tergolong “kronis”,
seluruh jalan di Jakarta hampir seluruhnya terkena macet, termasuk jalan
protokol dan juga jalan arteri. Kemacetan ini dapat membawa banyak kerugian
yang dirasakan oleh masyarakat Jakarta diantaranya adalah pemborosan waktu dan
bahan bakar.
Salah
satu penyebab kemacetan ini adalah pertumbuhan jalan raya di Jakarta dengan
pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta sangatlah tidak seimbang. Menurut
data pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta berkisar 14,03% per tahun,
sementara pertumbuhan jalan raya di Jakarta hanya 4,5% per tahun. Hal ini
sangatlah tidak sebanding dimana pertumbuhan kendaraan bermotor hampir 3 kali
lipat pertumbuhan jalan raya.
Selain
tidak seimbangnya pertumbuhan kendaraan bermotor dan pertumbahan jalan raya
salah satu penyebab kemacetan adalah tidak nyamannya transportasi umum yang
sudah ada di Jakarta. Transportasi umum di Jakarta seperti Metro Mini, Kopaja,
Mikrolet, Angkot rata-rata tidak disiplin di jalan raya sehingga menimbulkan
kemacetan dan yang lebih parah dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Faktor
keamanan dalam transportasi umum juga menjadi pertimbangan masyarakat Jakarta
memilih kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum.
Menyadari
akan kemacetan di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta akhirnya meluncurkan
transportasi umum berbasis bus atau BRT (Bus Rapid Transit) yang lebih dikenal
dengan Transjakarta atau Busway. Transjakarta sendiri mengadaptasi dari
kesuksesan BRT di Bogota, Kolombia yang diberi dengan nama TransMilenio.
Transjakarta kini
telah menjadi sistem BRT terpanjang di dunia dengan panjang rute 208KM dan
mempunyai sekitar 228 halte yang tersebar di seluruh penjuru Ibukota.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana caranya agar masyarakat berminat
menggunakan bus Transjakarta?
1.2.2
Bagaimana menerapkan sistem yang baik
untuk setiap koridor Transjakarta?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari dibuat makalah ini
sebagai berikut
1.3.1
Menjelaskan dan menganalisis agar
masyarakat berminat untuk menggunakan bus Transjakarta sebagai sarana kebutuhan
transportasi sehari-hari.
1.3.2
Menjelaskan dan menganalisis sistem yang
baik diterapkan pada koridor Transjakarta untuk kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transjakarta
Transjakarta
adalah sistem transportasi massal berbasis bus atau biasa disebut juga BRT (Bus
Rapid Transit). Masyarakat juga biasa menyebutnya dengan busway. Transjakarta
pertama kali beroperasi pada tahun 2004 dengan koridor 1 melayani rute Blok M –
Kota.
Hingga 2016 Transjakarta sudah memiliki 12
Koridor yang beroperasi secara aktif dan 1 koridor masih dalam pembangunan. Hal
tersebut menyebabkan Transjakarta mejadi BRT terpanjang di dunia dengan 208KM. Dengan
panjangnya rute yang dilayani oleh Transjakarta diharapkan dapat membuat
masyarakat Jakarta untuk mengubah pola pikir, meninggalkan kendaraan pribadi
mereka dan menggunakan Transjakarta sebagai kebutuhan sehari-hari.
Transjakarta sendiri beroperasi pada pukul
05.00 – 22.00 WIB. Namun karena tingginya antusias pada koridor tertentu, pihak
Transjakarta mengoperasikan Amari (Angkutan Malam Hari) yang membuat
Transjakarta kini mempunyai waktu operasi 24 jam di koridor tertentu.
Hadirnya Transjakarta membawa angin segar
dalam dunia transportasi di Ibukota. Transjakarta dinilai sebagai salah satu
solusi jangka pendek yang tepat dalam mengurai kemacetan Jakarta. Bus
Tranjakarta mempunyai jalur tersendiri yang terpisah oleh jalur kendaraan umum
yang dibatasi oleh MCB (Moveable Concrete Barrier) membuat Transjakarta dapat
melaju lebih cepat terpisah dari kemacetan kendaraan umum di jalan arteri.
Tarif
Transjakarta yang tergolong murah menjadi salah satu daya pikat sendiri agar
masyarakat meninggalkan kendaraan pribadinya. Tarif ini adalah tarif sekali
jalan cukup dengan Rp3500,- per orang, masyarakat dapat berkeliling ke penjuru
ibukota sebagai alternatif wisata di dalam kota.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Transjakarta adalah salah satu sarana
transportasi umum di Jakarta yang cukup efektif memindahkan pola pikir
masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Hal ini dapat dibuktikan karena
berdasarkan data penumpang Transjakarta meningkat setiap tahunnya.
3.2
Saran
Transjakarta bukan tanpa kekurangan.
Beroperasi sejak 2004 Transjakarta masih mempunyai banyak tugas agar sistem
transportasi ini lebih baik kedepannya, berikut ini adalah beberapa saran untuk
Transjakarta:
·
Pemasangan GPS pada setiap armada bus
Transjakarta agar dapat terpantau dari pusat control (control center) dan
diintegrasikan dengan layar monitor yang diletakan di setiap halte busway,
aplikasi Transjakarta pada smartphone sehingga masyarakat yang ingin
menggunakan Transjakarta dapat mengetahui posisi bus terdekat dengan halte.
·
Design halte Transjakarta perlu ditata
ulang dan ditambah dengan fasilitas umum seperti toilet (untuk halte dengan
jumlah penumpang yang padat), kipas angin dan memperbanyak kursi agar penumpang
yang tidak terlalu lama berdiri.
·
Menambah jumlah armada Transjakarta yang
bertujuan pada jam sibuk (busy hour) tidak terjadi penumpukan penumpang di
halte.
·
Memperluas rute pelayanan yang potensial
dan ramai oleh lalu lalang masyarakat agar masyarakat meninggalkan kendaraan
umum dan beralih menggunakan Transjakarta seperti ke tempat wisata dan pusat
perbelanjaan.
·
Membuat jalur Transjakarta tetap steril
dari kendaraan umum agar tidak terjadi ketelambatan perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar