12 November 2016

Inovasi Transjakarta


Makalah Inovasi Transjakarta untuk tugas Inovasi SI dan Teknologi Informasi Modern


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah Ibukota Negara Indonesia. Sebagai Ibukota Negara Indonesia banyak masalah yang dihadapi oleh Jakarta salah satunya adalah macet. Kemacetan yang terjadi di Ibukota saat ini sudah tergolong “kronis”, seluruh jalan di Jakarta hampir seluruhnya terkena macet, termasuk jalan protokol dan juga jalan arteri. Kemacetan ini dapat membawa banyak kerugian yang dirasakan oleh masyarakat Jakarta diantaranya adalah pemborosan waktu dan bahan bakar.
Salah satu penyebab kemacetan ini adalah pertumbuhan jalan raya di Jakarta dengan pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta sangatlah tidak seimbang. Menurut data pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta berkisar 14,03% per tahun, sementara pertumbuhan jalan raya di Jakarta hanya 4,5% per tahun. Hal ini sangatlah tidak sebanding dimana pertumbuhan kendaraan bermotor hampir 3 kali lipat pertumbuhan jalan raya.
Selain tidak seimbangnya pertumbuhan kendaraan bermotor dan pertumbahan jalan raya salah satu penyebab kemacetan adalah tidak nyamannya transportasi umum yang sudah ada di Jakarta. Transportasi umum di Jakarta seperti Metro Mini, Kopaja, Mikrolet, Angkot rata-rata tidak disiplin di jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan dan yang lebih parah dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Faktor keamanan dalam transportasi umum juga menjadi pertimbangan masyarakat Jakarta memilih kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum.
Menyadari akan kemacetan di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta akhirnya meluncurkan transportasi umum berbasis bus atau BRT (Bus Rapid Transit) yang lebih dikenal dengan Transjakarta atau Busway. Transjakarta sendiri mengadaptasi dari kesuksesan BRT di Bogota, Kolombia yang diberi dengan nama TransMilenio.
Transjakarta kini telah menjadi sistem BRT terpanjang di dunia dengan panjang rute 208KM dan mempunyai sekitar 228 halte yang tersebar di seluruh penjuru Ibukota.



1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana caranya agar masyarakat berminat menggunakan bus Transjakarta?
1.2.2        Bagaimana menerapkan sistem yang baik untuk setiap koridor Transjakarta?

1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari dibuat makalah ini sebagai berikut
1.3.1        Menjelaskan dan menganalisis agar masyarakat berminat untuk menggunakan bus Transjakarta sebagai sarana kebutuhan transportasi sehari-hari.
1.3.2        Menjelaskan dan menganalisis sistem yang baik diterapkan pada koridor Transjakarta untuk kedepannya.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Transjakarta
            Transjakarta adalah sistem transportasi massal berbasis bus atau biasa disebut juga BRT (Bus Rapid Transit). Masyarakat juga biasa menyebutnya dengan busway. Transjakarta pertama kali beroperasi pada tahun 2004 dengan koridor 1 melayani rute Blok M – Kota.
Hingga 2016 Transjakarta sudah memiliki 12 Koridor yang beroperasi secara aktif dan 1 koridor masih dalam pembangunan. Hal tersebut menyebabkan Transjakarta mejadi BRT terpanjang di dunia dengan 208KM. Dengan panjangnya rute yang dilayani oleh Transjakarta diharapkan dapat membuat masyarakat Jakarta untuk mengubah pola pikir, meninggalkan kendaraan pribadi mereka dan menggunakan Transjakarta sebagai kebutuhan sehari-hari.
Transjakarta sendiri beroperasi pada pukul 05.00 – 22.00 WIB. Namun karena tingginya antusias pada koridor tertentu, pihak Transjakarta mengoperasikan Amari (Angkutan Malam Hari) yang membuat Transjakarta kini mempunyai waktu operasi 24 jam di koridor tertentu.
Hadirnya Transjakarta membawa angin segar dalam dunia transportasi di Ibukota. Transjakarta dinilai sebagai salah satu solusi jangka pendek yang tepat dalam mengurai kemacetan Jakarta. Bus Tranjakarta mempunyai jalur tersendiri yang terpisah oleh jalur kendaraan umum yang dibatasi oleh MCB (Moveable Concrete Barrier) membuat Transjakarta dapat melaju lebih cepat terpisah dari kemacetan kendaraan umum di jalan arteri.
 Tarif Transjakarta yang tergolong murah menjadi salah satu daya pikat sendiri agar masyarakat meninggalkan kendaraan pribadinya. Tarif ini adalah tarif sekali jalan cukup dengan Rp3500,- per orang, masyarakat dapat berkeliling ke penjuru ibukota sebagai alternatif wisata di dalam kota.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Transjakarta adalah salah satu sarana transportasi umum di Jakarta yang cukup efektif memindahkan pola pikir masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Hal ini dapat dibuktikan karena berdasarkan data penumpang Transjakarta meningkat setiap tahunnya.
3.2 Saran
Transjakarta bukan tanpa kekurangan. Beroperasi sejak 2004 Transjakarta masih mempunyai banyak tugas agar sistem transportasi ini lebih baik kedepannya, berikut ini adalah beberapa saran untuk Transjakarta:

·         Pemasangan GPS pada setiap armada bus Transjakarta agar dapat terpantau dari pusat control (control center) dan diintegrasikan dengan layar monitor yang diletakan di setiap halte busway, aplikasi Transjakarta pada smartphone sehingga masyarakat yang ingin menggunakan Transjakarta dapat mengetahui posisi bus terdekat dengan halte.
·         Design halte Transjakarta perlu ditata ulang dan ditambah dengan fasilitas umum seperti toilet (untuk halte dengan jumlah penumpang yang padat), kipas angin dan memperbanyak kursi agar penumpang yang tidak terlalu lama berdiri.
·         Menambah jumlah armada Transjakarta yang bertujuan pada jam sibuk (busy hour) tidak terjadi penumpukan penumpang di halte.
·         Memperluas rute pelayanan yang potensial dan ramai oleh lalu lalang masyarakat agar masyarakat meninggalkan kendaraan umum dan beralih menggunakan Transjakarta seperti ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan.

·         Membuat jalur Transjakarta tetap steril dari kendaraan umum agar tidak terjadi ketelambatan perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Know us

Our Team

Contact us

Nama

Email *

Pesan *